Sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Demokrat, Ani Yudhoyono juga diusulkan untuk menjadi Ketua Umum Demokrat menggantikan Anas Urbaningrum.
Namun, usulan tersebut tak disetujui oleh Ketua DPP Demokrat Sutan Bhatoegana. Menurut Sutan, istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tak perlu sampai mengurus partai.
"Pak SBY kan pernah katakan keluarganya tidak maju lagi. Cukup istirahat. MC saja, apa itu MC? Momong Cucu. Pak SBY juga tidak mau bangun keluarga dinasti," tutur Sutan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2013).
Hal yang sama juga dikatakan politikus senior Demokrat Ruhut Sitompul. Menurut Ruhut, Ani akan turun kelas jika menjadi Ketua Umum Demokrat.
"Enggak mungkin lah, Bu Ani Ibu Negara, biarlah mengurus rakyat. Itu bikin turun kelas," kata Ruhut.
Sementara, terkait adanya usulan SBY menjadi ketua umum, Sutan juga tak sepakat. Menurutnya, SBY sudah terlalu banyak merangkap jabatan.
"Apa kata dunia nanti kalau Pak SBY Ketua Dewan Pembina, Ketua Dewan Kehormatan, Ketua Majelis Tinggi juga. Pingsan kita dengarnya. Macam enggak ada orang aja," tegasnya.
Lebih lanjut Sutan menegaskan, bahwa semua usulan ditampung, namun tak semua orang bisa maju dalam bursa ketua umum. Pasalnya, Majelis Tinggi memiliki persyaratan sendiri untuk membatasinya.
"Artinya orang itu dikasih syarat, jadi tidak semua mencalonkan seperti DPC Cilacap itu. Minimal tidak bisa diterima semua orang, diperketat," katanya.
Selain itu yang lebih penting, lanjut Sutan, selain tak boleh menjabat rangkap, memiliki track record bagus, calon ketua umum juga harus bersih dari cacat hukum.
"Dia tidak punya jaring laba-laba Nazaruddin, yang disebut Nazar kena semua tuh. Mana mungkin nanti dilantik ketum, hari kedua Nazar bilang ada Rp5 miliar, repot lagi kita," tegasnya.
Sumber: okezone.com