Perusahaan telekomunikasi milik Grup Bakrie yaitu PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mengalami kerugian sebesar Rp 3,13 triliun di 2012. Nilai kerugian ini naik tinggi dibandingkan 2011 yang sebesar Rp 782 miliar.
Direktur Utama Bakrie Telecom Jastrio Abi mengatakan, sepanjang 2012, omzet atau pendapatan perusahaan mencapai Rp 2,97 triliun. Pendapatan ini turun 6,9% dibandingkan 2011 yang sebesar Rp 3,19 triliun.
Di tahun 2012, pendapatan dari bisnis voice berkontribusi sekitar 50,8% atau sebesar Rp 1,51 triliun. Sedangkan bisnis data tumbuh 142% dari Rp 143 miliar di tahun 2011 menjadi Rp 346 miliar di akhir 2012.
"Kami gembira bahwa pendapatan dari bisnis data terus mengalami pertumbuhan. Hal ini tentunya sejalan dengan tren industri telekomunikasi yang mulai mengarah ke bisnis data,” jelas Abi dalam siaran pers, Kamis (28/3/2013)
Pada 2012, rata-rata pendapatan per pelanggan (blended ARPU) BTEL juga mengalami kenaikan dari Rp 20 ribu per bulan menjadi Rp 21 ribu per bulan. Adapun total pelanggan BTEL di akhir tahun 2012 mencapai 11,66 juta pelanggan.
"Kami bersyukur di tengah persaingan industri yang ketat, BTEL tetap mampu mempertahankan pendapatan dengan cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa BTEL masih memiliki pasar yang cukup solid di industri telekomunikasi Indonesia," katanya.
Abi menjelaskan, besarnya nilai kerugian tersebut merupakan bagian dari upaya perseroan untuk membersihkan aset-aset yang tidak produktif. Sehingga ke depan, diharapkan kinerja BTEL akan semakin solid dan tidak akan lagi dibebani oleh aset-aset tidak produktif tersebut.
"Depresiasi aset non produktif menjadi faktor utama yang membuat rugi bersih kami meningkat. Tapi, langkah ini merupakan solusi terbaik bagi BTEL untuk semakin kompetitif dan kembali agresif dipasar," jelas Abi.
Restrukturisasi keuangan yang dilakukan tahun lalu, lanjut Abi, akan memberikan dampak positif terhadap bisnis perseroan di tahun ini. Sebab, di tahun ini perusahaan akan memiliki ruang untuk lebih agresif dalam memperkuat pasar. Sebagai contoh, Bakrie Telecom akan kembali aktif untuk memasarkan produk-produk baru dengan berbagai inovasi, baik voice maupun data.
Untuk memaksimalkan potensinya, Bakrie Telecom juga akan lebih fokus melakukan penetrasi pasar di wilayah-wilayah yang menjadi sumber pendapatan utama perusahaan. Misalnya seperti di Jawa Barat, Banten dan berbagai daerah di pulau Jawa.
Sumber: detik.com