Menyandang status tersangka korupsi Hambalang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bukan berarti akhir dari perlawanan Anas Urbaningrum. Usai menyatakan mundur sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Anas mulai ‘mengaum’ keras terutama diarahkan ke SBY yang identik disebut kubu Cikeas.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi melihat ke depannya, rumah Anas di Duren Sawit akan mirip menjadi ‘Kebagusan’ saat Megawati Soekarnoputeri menyuarakan perlawanan terhadap rezim Soeharto dulu. Dari Duren Sawit, Anas akan terus melawan Cikeas yang dianggapnya telah ‘mengarahkan’ KPK atas status tersangka.
“Lihat saja, loyalis dan simpatisan Anas seperti Akbar Tanjung, Mahfud MD dan Hary Tanoesoedibjo mampir ke Duren Sawit,” kata Ari Junaedi, Senin (25/2/2013).
Kata peraih doktor berkat penelitiannya tentang pelarian politik tragedi 1965 di beberapa negara itu, Anas tetap tidak bisa menerima pelengseran dari pucuk pimpinan partai yang dibesut SBY ini. Permintaan SBY kepada KPK agar memperjelas status Anas di kasus Hambalang serta pemaksaan penandatanganan pakta integritas dinilai Anas sebagai jebakan yang tersistematisir untuk menggusurnya dari partai berlambang bintang mercy.
“Saya tetap melihat Anas masih menyimpan amunisi untuk menyerang SBY yang dianggapnya ‘Sengkuni’. Dalam politik perwayangan, kubu Cikeas akan diidentifikaskan kubu Anas sebagai kelompok Kurawa yang harus diperangi. Jadi masih akan ada episode ketegangan yang akan dibangun Anas dan kelompoknya,” pungkasnya.
Sumber: okezone.com