Terkait dengan pembangunan bandara di Kulonprogo, Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Kepatihan Senin (17/12) mengatakan masalah tanah akan mengganjal pembangunan Bandara Internasional di Kulonprogo. Karena kalau harga tanahnya mahal maka bandara bisa pindah lokasi meski di Temon secara studi kelayakan sangat baik, harga tanah di lokasi calon bandara Temon Kulonprogo yang melambung tinggi bisa menyebabkan kegagalan pembangunannya. Dan akan dipindahkan di lokasi lain yakni di Srandakan Bantul maupun Gading Kabupaten Gunung Kidul. Selain itu adanya upaya penolakan dari sebagian warga masyarakat di lokasi calon Bandara.
Namun demikian Bupati Kulonprogo tetap berharap dengan semaksimal mungkin pembangunan bandara terealisir di Kulonprogo.
Bupati Kulonprogo dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K) sangat memahami apa yang diungkapkan Gubernur karena keterbatasan dana dalam penggadaan calon lokasi bandara, sehingga apabila melambung tinggi tidak terjangkau.
"Keterbatasan dari pemrakarsa itu ada dalam hal ini PT.Angkasa Pura atau Kementerian Perhubungan karena penggunaan dana untuk pengadaan tanah ada batasnya, sehingga apa yang dikatakan Ngarso Dalem ada benarnya, kalau tidak terjangkau ya bagaimana namanya tidak terjangkau,"kata Hasto, di Gedung Kaca, Selasa (18/12).
Menurut Hasto, Pemkab secara persuasif betul-betul memberikan pendekatan kepada masyarakat sehingga dalam beberapa minggu ini akan melakukan sosialisasi, tetapi sekali lagi sampai hari ini sebetulnya perkembangan pemrakarsa bandara masih berkembang dalam arti pemrakarsa itu PT.Angkasa Pura I, yang masih mencari partner kalau itu ditunjuk dari Kementerian Perhubungan.
"Pemrakarsa bandara masih berkembang dalam arti pemrakarsa itu PT.Angkasa Pura I, yang masih mencari partner kalau itu ditunjuk dari Kemenhub, Angkasa Pura kan dipisah-pisah ada AP I,AP II,dan AP III sedangkan Jogja termasuk bagian dari AP III. Sehingga perkembangan-perkembangan yang ada juga berpengaruh. Sedangkan dalam sosialisasi ke masyarakat siapa yang akan membangun memang belum sampai ke sana,"terangnya.
Hasto menambahkan meskipun masih terbatas informasinya, namun Pemkab dalam minggu ini tetap akan melakukan sosialisasi ke masyarakat, karena memang penting dibanding tidak melakukan sosialisasi sama sekali.
Sementara mantan Bupati Kulonprogo H.Toyo Santoso Dipo mengatakan bahwa masyarakat di sekitar calon lokasi bandara sudah cukup paham dengan adanya gerakan-gerakan penolakan serta tidak mudah terpengaruh dengan harga tanah yang sangat tinggi yang ditawarkan oleh beberapa calo tanah.
Sumber: kulonprogokab.go.id