Arsenik pada Beras dalam Tingkat Mengkhawatirkan? - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

Arsenik pada Beras dalam Tingkat Mengkhawatirkan?


Sebuah majalah konsumen utama Amerika Serikat mengingatkan untuk membatasi konsumsi beras karena kekhawatiran terhadap arsenik. Otoritas keamanan makanan dan obat-obatan AS (FDA) sedang menyelidiki masalah ini.

Laporan itu dirilis untuk Good Morning America ​​oleh majalah Consumer Reports pagi ini. Dalam laporannya, nasi yang dimakan hanya sekali sehari dapat mendorong kadar arsenik dalam tubuh manusia naik 44 persen. Nasi yang dimakan dua kali sehari dapat menyebabkan peningkatan 70 persen kadar arsenik.
Urvashi Rangan, direktur keselamatan konsumen dan keberlanjutan di Consumer Reports, menyarankan konsumen mengambil langkah-langkah untuk mengubah konsumsi mereka. Majalah ini sebelumnya menguji berbagai bentuk beras untuk meneliti kadar arseniknya, dari sereal untuk bayi dan orang dewasa, gandum coklat dan putih, pasta, dan minuman.

Beberapa produk, kata mereka, memiliki kadar arsenik hingga lima kali lebih tinggi dari arsenik yang ditemukan dalam oatmeal dan satu setengah kali lebih dari standar hukum EPA untuk air minum.

Para peneliti juga menemukan perbedaan geografis dalam kadar arsenik, dengan beras asal Arkansas, Louisiana, Missouri, dan Texas, mengandung tingkat lebih tinggi dari sampel beras dari bagian lain negara itu.

Arsenik anorganik dianggap karsinogen, terkait dengan kanker paru-paru dan kandung kemih.

Namun simpulan sementara, berdasarkan data dan literatur ilmiah yang ada, mereka tidak melihat adanya ancaman kesehatan langsung. "Kami tidak merekomendasikan bahwa konsumen perlu mengubah konsumsi produk padi dengan cara yang dramatis," kata kata Margaret Hamburg, komisaris FDA, dalam sebuah wawancara dengan ABC News hari ini. "Kami pikir saran terbaik adalah diet seimbang (dan) gizi yang baik. Ada banyak varietas dari biji-bijian dan produk lainnya yang harus menjadi bagian dari diet seimbang."

sumber : tempo.co