Solusi untuk 13 Masalah Umum Mengasuh Anak - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

Solusi untuk 13 Masalah Umum Mengasuh Anak


Mulai dari pilih-pilih makanan sampai mengompol, pelajari apa yang paling sering diperdebatkan orangtua dan bagaimana memecahkan konflik. Setiap orangtua mengerti indahnya perjalanan dalam membesarkan anak, tentunya jika tidak ada konflik.

Berikut ini 13 masalah umum antara orangtua dan orangtua dengan anak. Bacalah saran ahli kami bagaimana mengatasi perdebatan mengenai disiplin, urusan rumah tangga dan lain-lain.

Hukuman. 
Anak akan selalu menguji batas kesabaran dan membuat orangtua berdebat. Hindari konflik ini dengan duduk bersama di waktu santai dan membuat enam sampai delapan aturan keluarga, yang dijelaskan dengan tenang sambil memberi pengertian kepada anak. Perkirakan juga anak akan menguji keseriusan Anda tentang peraturan ini, jawablah dengan tegas “Kamu tahu peraturannya.” —Morris Mann

Emosi anak. 
 Baik kemarahan anak atau remaja, pesan yang anak Anda sampaikan adalah bahwa Anda menolak permintaannya. Berhadapan dengan emosi bisa membuat orangtua merasa bersalah atau simpati dan menyerah, namun ada juga yang menentang dan marah.

Yang harus dilakukan adalah menyeimbangkan simpati dan pesan yang mendidik bahwa hidup itu penuh dengan tekanan karena tidak setiap orang bisa mendapat apa pun yang mereka mau. Yakinkan pada anak Anda bahwa itu adalah masalahnya sendiri untuk dipecahkan, tapi Anda akan selalu siap jika anak butuh saran dan petunjuk. —Moriss Mann

Anak yang haus perhatian. 
Orangtua yang bekerja kadang kewalahan saat mereka pulang dan harus berhadapan dengan anak yang meminta perhatian. Orangtua yang lebih dulu tiba di rumah, berharap orangtua yang satu lagi segara tiba agar terhindar dari anak. Yang harus dilakukan dalam hal ini adalah memberi pengertian bahwa Anda punya kehidupan sendiri dan anak mampu melakukan hal yang ingin mereka lakukan sendiri. —Morris Man

Berantakan.
Ketika orangtua meminta anak untuk membereskan barang di sekitar rumah, biasanya selalu dengan cara-cara yang kurang berhasil, seperti memaksa anak atau membereskanya sendiri. Sebaliknya, ketika ada barang yang tidak dibereskan, coba “menyandera” barang tersebut dengan meletakkan barang yang tidak dibereskan ke dalam kotak atau tempat yang tidak terjangkau oleh anak.

Anak harus melakukan tugas kecil seperti membuang sampah atau membereskan meja makan jika ingin barangnya kembali. Terus kumpulkan dan sandera barang anak sampai mereka mengerti bahwa mereka mempunyai kewajiban kelak pada masyarakat. —The Couples Institute

Salah paham.
Banyak masalah komunikasi ketika anak mengekspresikan dan mencoba ide dan merasa berbeda dari Anda. Ketika anak mengatakan sesuatu yang membuat Anda marah, tahan emosi untuk mengungkapkan kesalahan dalam pemikiran mereka.

Tanyakan beberapa pertanyaan sebelum memberi reaksi, namun keefektifan pertanyaan Anda bergantung pada seberapa besar rasa penasaran dan hormat Anda. Anak akan tahu dari intonasi suara dan ekspresi wajah, jika Anda tidak menyudutkan anak, kemungkinan besar anak akan mendengarkan Anda. —The Couples Institute

Kurangnya rasa terima kasih.
Kepercayaan umum yang buruk di antara pasangan adalah bahwa mereka tidak perlu berterima kasih ketika mereka menyelesaikan sesuatu, karena itu memang tugas yang harus mereka lakukan. Di meja makan, di depan anak, ucapkan terima kasih kepada pasangan Anda. Anda akan memberi contoh yang sangat baik pada anak Anda dan sekaligus menjaga kelangsungan pernikahan Anda. —The Couples Institute

Kurang tidur.
Ketika anak bangun di malam hari, orangtua yang lelah berdebat tentang cara terbaik membuat anak tidur. Fokuslah untuk bekerja sama ketika malam dimulai dengan menciptakan kebiasaan malam yang yang nyaman yang perlahan akan membuat anak tertidur tanpa Anda harus berada di dalam ruangan. Dengan cara ini ketika anak terbangun di malam hari, dia akan bisa tertidur sendiri. —Carolyn Meyer Wartels

Perasaan diabaikan.
Orangtua yang direpotkan oleh keharusan membesarkan anak kadang berakhir dengan merasa saling mengabaikan. Untuk mencegahnya menjadi lebih parah, buatlah ritual harian dengan saling berpegangan selama satu menit, itu saja! Ini tidak mudah jika Anda sedang merasa terluka, tapi menurut para ahli hal tersebut bisa melepaskan hormon yang membuat Anda merasa senang, dan memperbaiki perasaan Anda berdua. —Carolyn Meyer Wartels

Pilih-pilih makanan.
Membuat anak makan makanan yang sehat bisa memicu berbagai perasaan orangtua yang berbeda terhadap makanan, menjadikan masalah makanan ini ruang untuk orangtua berdebat. Aturan utama adalah buatlah waktu makan menjadi kesempatan untuk mengobrol dan berbagi pengalaman menyenangkan dengan keluarga.

Selama ada satu makanan sehat yang Anda tahu akan dimakan oleh anak, tidak perlu terburu-buru menyogok, memaksa atau memesan makanan. Membuat waktu makan menyenangkan akan membuat Anda dan pasangan bisa menikmati waktu dan menciptakan kesempatan untuk mencoba makanan baru, tanpa harus berdebat mengenai makanan. —Carolyn Meyer Wartels

Konsekuensi.
Orangtua kadang berdebat mengenai memberi hukuman pada anak yang nakal. Membuat konsekuensi adalah bentuk yang wajar dari disiplin, tapi tidak harus selalu menghukum anak dengan keras untuk menjadi efektif.

Ide dasarnya adalah untuk memastikan hukuman sesuai dengan umur dan sesuai yang Anda katakan. Dan ketika hukuman selesai pastikan tidak mengungkitnya lagi. Jangan ada dendam! —Carolyn Meyer Wartels

Teman tidur.
Beberapa keluarga berkomitmen untuk tidur pada satu tempat tidur ketika bayi perlu diawasi setiap saat atau anak kesulitan tidur sendiri. Tapi apa yang terjadi ketika orangtua menolak dan memilih tidur di sofa untuk istirahat?

Jika ini terjadi, waktunya untuk memikirkan kembali pengaturan tidur untuk bayi dan anak. Sebagian bayi tidak lagi terbangun tengah malam setelah enam bulan dan akan tertidur sepanjang malam jika ditempatkan di boks bayi di dekat Anda. Anak dan Anda akan mendapat istirahat yang cukup jika kebiasaan malam ini tegas, nyaman dan konsisten. —Judy Helm Wright

Disiplin.
Untuk mengakhiri perang disiplin, sangat perlu menghentikan perebutan kekuasaan dan mulai saling menghormati. Agar disiplin menjadi media belajar yang efektif, disiplin harus mempunyai konsekuensi yang alami dan logis.

Konsekuensi alami adalah yang terjadi tanpa campur tangan orangtua, seperti: tanpa jaket kita akan kedinginan. Jika tidak membuat pekerjaan rumah, nilai akan jelek.

Konsekuensi logis adalah yang dibuat untuk memberi pelajaran dan pengalaman. Contohnya seorang anak akan dihukum jika dia memukul anak lain. —Judy Helm Wright

Merengek dan menangis.
Sebagai orangtua pendidik, ini adalah keluhan terbesar orangtua. Ini sangat menyusahkan ketika ada orangtua yang menyerah dan ada yang mencoba tegas namun dengan disiplin yang baik.

Hal tersebut membuat anak bingung apakah Anda serius dengan peraturan. Dengan menjadi tidak konsisten Anda juga mengajari anak untuk menjadi manipulatif dan licik untuk melakukan hal sesuka mereka. Cobalah berkata : “Maaf telingaku tidak bisa mendengar atau mengerti teriakan dan tangisanmu. Tenang sedikit dan coba bebicara dengan sopan dan aku akan mendengarkan.” Secara otomatis ini akan membuat Anda mengajarkan dan memberi contoh cara bicara yang sopan. —Judy Helm Wright

sumber : yahoo.com