Seorang nelayan yang tersesat di Samudera Pasifik selama 15 minggu diselamatkan oleh seekor ikan hiu. Toakai Teitoi terjebak di sebuah kapal kayu 15 kaki (6 meter) selama lebih dari 100 hari setelah ia kehabisan bahan bakar dan membuat kapalnya terapung jauh ke Samudera Pasifik.
Seorang polisi 41 tahun asal Kiribati ini mengenang perjalanan mengerikan itu setelah perahu nelayan akhirnya mengangkatnya dan membawanya ke Majuro di Kepulauan Marshall. Perjalanan mengerikan itu bermula saat ia pergi dari Maiana ke Kiribati, ibukota Tarawa karena akan dilantik sebagai polisi.
Kemudian, daripada pulang menggunakan pesawat terbang, ia memutuskan untuk ikut dengan kakak iparnya Lelu Falaile (52) dengan kapal laut sambil berlayar.
Perjalanan yang tadinya hanya memakan waktu selama 2 jam itu menjadi menakutkan saat mereka kelupaan tertidur setelah kelelahan mancing dan terbangun dengan keadaan tersesat dan kehabisan bahan bakar.
"Kami memang memiliki cukup makanan tetapi tidak memiliki air untuk diminum," ujarnya seperti dikutip Sky News.
Beberapa waktu berlalu dan mereka pun mulai dehidrasi. Ia selalu berdoa kepada Tuhan agar memberinya kekuatan lebih. Namun sayang, kakak iparnya akhirnya meninggal dunia pada 4 Juli karena dehidrasi akut.
"Saya tidur disampingnya dan memakamkannya di laut keesokan harinya," ujarnya. Sehari setelah kakak iparnya meninggal, badai dan hujan deras menerpanya dan membuatkan bisa menampung 5 galon air hujan untuk diminum.
"Ada dua kemungkinan, entah seseorang menemukan saya atau saya akan mengikuti jejak kakak ipar saya dan meninggal di laut," pikirnya.
Diapun terus berdoa secara teratur dan pada pagi hari 11 September lalu, ia melihat perahu nelayan di kejauhan namun sayang awak kapal tidak melihatnya. Ia pun kembali masuk ke buritan kapal, ia meringkuk berlindung dari sengatan sinar matahari dan akhirnya tertidur.
Kemudian ia terbangun di sore hari karena mendengar suara berisik di kapal. Nampak seekor hiu sepanjang 3 meter mengitari perahu kayunya dan menabrak-nambrakan tubuh besar ke arah lambung kapal miliknya.
Tak tahu apa maksud hiu tersebut ia pun segera mengayuh kapalnya dan membawa saya menuju ke arah perahu nelayan.
"Saya mendongak dan melihat awak kapal dengan teropong menatap," kata dia. Kapal bernama Marshalls 203 itu segera mengangkut Teitoi ke dalam kapal. "Mereka memberi saya makan dan jus buah," kata dia
Dengan tubuh sehat, akhirnya Teitoi ikut kapal Marshalls 203 itu meneruskan perjalanan mencari ikan sebelum kembali ke Majuro. "Saya tidak akan pernah pergi dengan perahu lagi. Saya akan naik pesawat," ujar dia.
sumber : antaranews.com