Kawasan kota tua yang terkesan antik dan eksentrik berencana ingin menjadi world heritage culture. Rencana ini merupakan kelanjutan dari national heritage culture yang berhasil dibangun oleh pengelola UPK Kota Tua Jakarta.
"Sebelumnya kami memang sudah membangun perkumpulan kota tua se-Indonesia," kata Gathut Dwi Mastoro, Unit Pengelola Kawasan Kota Tua di Jakarta, Kamis (13/9/2012).
Gathut mengatakan, perkumpulan kota tua tersebut terdiri dari 15 kota tua di seluruh Indonesia. Kota tua di Jakarta menjadi destinasi kota tua lainnya di Indonesia. Untuk menuju world heritage culture sendiri, kata Gathut, kawasan kota tua harus mulai memperbaiki perilaku masyarakat sekitar. Dengan menjadikan kota tua sebagai living culture, maka pengembangan pariwisata akan lebih mudah diwujudkan.
Selain itu, kata Gathut, beberapa unsur yang harus dibenahi antara lain berupa kebersihan kota tua, ketertiban, kenyamanan, dan basic budaya untuk memperkokoh pariwisata dan budaya Indonesia sendiri. Gathut menyampaikan, kota tua yang memiliki luas wilayah 846 hektar memiliki lima zona yaitu zona 1, Museum Bahari yang ada di Jakarta Utara; zona 2, Museum Fatahillah; zona 3, pecinaan; zona 4, Kampung Arab; dan zona 5, wilayah peremajaan di sekitar wilayah kota tua.
Jakarta sendiri, kata Gathut pernah berada pada masa kota kuno, Jakarta mempunyai beberapa masa yang historisnya cukup mendukung. Kepemilikan bangunan yang dilestarikan sebagai kawasan heritage juga bisa menjadi penopang mengembangkan wilayah kota.
sumber : kompas.com