Ranomi Kromowidjojo 21 tahun, perenang Belanda keturunan Indonesia, meraih emas renang Olimpiade London di nomor 100 meter gaya bebas putri sekaligus memecahkan rekor Olimpiade dengan catatan waktu 53,00 detik.
Medali perak diraih perenang Belarus, Aliaksandra Herasimenia sementara perunggu diraih atlet Cina, Tang Yi. Ranomi diunggulkan di nomor ini setelah di babak semifinal memecahkan rekor Olimpiade dengan catatan waktu 53,05 detik.
Di babak final Kamis malam (02/08) waktu London atau Jumat dini hari WIB, Ranomi berada di posisi empat di putaran pertama. Namun di putaran terakhir ia berhasil menyalip tiga perenang di depannya dan menyentuhkan tangan pertama ke dinding kolam.
Belum puas
Meski berhasil memecahkan rekor Olimpiade, Ranomi mengaku belum sepenuhnya puas.
"Hasil (final) yang bagus meski masih di bawah catatan terbaik saya," kata Ranomi kepada para wartawan usai lomba.
"(Tapi) saya tetap puas karena sekarang saya menjadi juara Olimpiade," imbuhnya.
Keberhasilan Ranomi meraih emas di nomor 100 meter gaya bebas putri melanjutkan tradisi emas Belanda yang ditorehkan Hendrika Mastenbroek pada 1936 dan Inge de Bruijn pada 2000.
"Ini adalah kehormatan besar bagi," kata Ranomi ketika namanya disejajarkan dengan Mastenbroek dan De Bruin, apalagi ia mengaku bahwa De Bruijn adalah tokoh idolanya.
Ayah Ranomi berasal dari Suriname sementara kakek dan neneknya berasal dari Indonesia.
Ranomi bergabung dengan tim renang Belanda ketika De Bruijn pensiun pada 2007.
sumber : detik.com