Mengurangi asupan kalori demi menjaga berat badan sah-sah saja dilakukan, asal jangan serta merta berharap umur jadi lebih panjang. Manfaatnya pasti tetap ada asal tidak berlebihan, namun soal umur panjang terbukti itu cuma mitos.
Hubungan antara diet rendah kalori dengan umur panjang memang selalu jadi perdebatan. Sekitar 30 tahun lalu, sebuah penelitian eksperimental menunjukkan bahwa pembatasan asupan kalori menjadi 30 persen dari normal bisa memperpanjang umur hingga 40 persen.
Hasil penelitian yang baru dilakukan pada tikus itu pun lalu diyakini punya efek yang sama pada manusia. Banyak yang kemudian mengikutinya, terlebih karena bagi yang punya bakat gemuk hal itu juga bagus untuk menjaga berat badan tetap ideal.
Apalagi pada tahun-tahun berikutnya, berbagai penelitian dengan skala lebih kecil makin memperkuat hubungan antara diet dengan umur panjang. Penelitian-penelitian tersebut antara lain dilakukan pada cacing, jamur, lalat dan beberapa spesies tikus yang berbeda.
Namun baru-baru ini, para peneliti dari National Institute on Aging (NIA) membuktikan bahwa hal itu belum tentu dan bahkan hampir pasti tidak berlaku pada manusia. Percobaan pada kera, spesies yang memiliki kemiripan paling tinggi dengan manusia, menunjukkan hasil negatif.
"Efek dari pembatasan kalori tampaknya tergantung juga pada banyak fator, termasuk lingkungan, komponen nutrisi dan juga genetik," kata direktur NIA, Richard J Hodes, MD yang memimpin penelitian itu seperti dikutip dari Sciencedaily, Jumat (31/8/2012).
Namun NIA mengakui bahwa asalkan tidak berlebihan dan keseimbangan nutrisi tetap tejaga, diet rendah kalori tetap bisa memberikan manfaat. Paling tidak diet ini bisa mencegah kegemukan, yang merupakan faktor risiko berbagai penyakit mematikan seperti diabetes serta masalah jantung dan pembuluh darah.
sumber : detik.com