Pihak penyelenggara Olimpiade ingin memberi upacara pembukaan yang mengejutkan. Tak mudah, terlebih di zaman maraknya penggunaan media sosial seperti saat ini.
Olimpiade London akan mulai bergulir pada hari Jumat (27/7/2012). Di hari yang sama pula upacara pembukaan akan dilakukan guna mengawali gelaran tersebut.
Olimpiade London akan mulai bergulir pada hari Jumat (27/7/2012). Di hari yang sama pula upacara pembukaan akan dilakukan guna mengawali gelaran tersebut.
Sebagai momen pembuka tirai sebuah ajang megah, pihak penyelenggara pun sudah menyiapkan sebuah acara pembukaan nan wah. Nah, yang jadi masalah, tidaklah mudah untuk mengemas aktivitas itu supaya tetap jadi kejutan.
Pada saat latihan, Senin (22/7) lalu, pembuat film pemenang Oscar yang ditunjuk menjadi direktur artistik upacara pembukaan, Danny Boyle, sampai harus memohon kepada sekitar 30 ribu penonton saat itu untuk tidak membocorkan rincian acara atau mengunggah foto-foto sesi latihan ke situs-situs jejaring sosial.
Tumbuh suburnya media sosial memang membuat usaha menyimpan kejutan semacam itu jadi kian sulit, apalagi yang memiliki cakupan sebesar Olimpiade.
Sebuah langkah unik pun telah diambil pihak penyelenggara demi mencegah kebocoran. Dalam latihan di hari Senin tersebut, mereka memunculkan tagar Twitter #savethesurprise pada layar di Stadion Olimpiade. Diharapkan, tagar itulah yang menghiasi kicauan-kicauan seputar seremoni pembukaan, alih-alih bocoran soal acara.
Selain itu, sekitar 10 ribu penampil sukarelawan di dalam acara pembukaan nanti pun mesti menandatangani kontrak yang berisikan perjanjian bahwa mereka tidak boleh memberikan rincian acara atau mengunggah foto-foto seputar aktivitasnya ke situs media sosial.
Entah se-spektakuler apa seremoni pembukaan tersebut sampai-sampai kerahasiaannya amat berusaha dijaga. Yang pasti, salah satu pengisi acara tersebut menjanjikan kejutan.
"Seremoninya sangat sarat emosi, amat Inggris, dengan humor yang khas. Dan akan ada kejutan-kejutan, bahkan buat para kritikus," kata Dikaia Chatziefstathiou, yang juga meneliti Olimpiade di Canterbury University, seperti dikutip Reuters.
Sumber: detik.com