Banyak orang terlalu menggantungkan diri pada obat ketika mulai mengeluh batuk-batuk. Padahal menurut penelitian, terkadang batuk hanya ada di pikiran dan tetap sembuh meski cuma diberi obat palsu yang sebenarnya tidak ada isinya.
Penelitian yang dilakukan di University of Queensland ini melibatkan 21 orang dewasa yang diminta menghirup uap menyengat yang mengandung capcaicin. Uap ini dibuat dari saripati cabe, yang dalam penelitian ini difungsikan sebagai perangsang batuk.
Sebelumnya, sebagian partisipan diminta menghirup obat semprot yang oleh peneliti dikatakan mengandung anestesi lokal bernama lidocain. Secara teori, pemberian lidokain akan meredam respons batuk, sehingga partisipan lebih tahan menghirup uap cabe tanpa batuk-batuk.
Benar saja, partisipan yang lebih dulu disemprot obat sebelum menghirup uap cabe lebih sedikit yang batuk-batuk. Rangsang batuk yang dialami para partisipan di kelompok ini 45 persen lebih rendan dibanding partisipan yang tidak disemprot obat apapun.
Namun seusai penelitian, para ilmuwan mengungkap bahwa ternyata obat yang disemprotkan adalah plasebo alias obat kosong sehingga tidak secara langsung mempengaruhi repons batuk. Artinya tanpa diobati, sebenarnya batuk bisa diatasi sendiri dengan cara mengontrol pikiran.
"Saya sangat terkejut melihat betapa besarnya respons partisipan terhadap penggunaan plasebo. Ini sangat besar," kata Stuart Mazzone yang memimpin penelitian ini seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (19/6/2012).
Sebelumnya, penelitian di Cardiff University juga pernah mengungkap bahwa efek plasebo memang bekerja pada keluhan batuk-batuk ringan. Tingkat kesembuhan pada pasien yang diberi plasebo atau obat kosong sama saja dengan yang diberi obat batuk sungguhan.
"Saya pikir kuncinya adalah, bahwa jika pasien percaya pada pengobatannya maka apapun obatnya (termasuk obat kosong) tetap akan muncul efeknya," kata Ronald Eccles, seorang peneliti dari Cardiff University.
Sumber : detik.com