Selama ini, alkohol dan minuman-minuman berkafein dianggap bisa mengurangi kualitas sperma. Namun menurut sebagian ahli, pengaruhnya terhadap kesuburan tidak seberapa besar bila dibandingkan dengan celana dalam yang terlalu ketat.
Pekan lalu, National Health Service di Inggris menerbitkan hasil penelitian yang cukup mengejutkan. Betapa tidak, alkohol dan berbagai minuman berkafein dianggap tidak seberapa besar pengaruhnya terhadap kualitas sperma yang dihasilkan seorang laki-laki.
Dalam penleitian yang melibatkan 2.246 orang laki-laki dewasa ini, perubahan gaya hidup seperti mengurangi alkohol dan minum kopi tidak seberapa besar pengaruhnya terhadap kualitas sperma. Memang ada perbaikan pada penderita gangguan kesuburan, namun perubahannya tidak sebesar yang diharapkan.
Penelitian yang dilakukan para ahli dari University of Manchester, University of Sheffield dan University of Alberta di Kanada ini justru membuktikan faktor lain yang lebih ganas merusak sperma. Faktor tersebut tidak lain adalah celana dalam yang terlalu ketat.
"Perlu dicatat bahwa yang menarik dari penelitian ini adalah, gaya hidup yang kurang sehat tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap kualitas sperma," tulis para ahli dalam laporan ilmiahnya seperti dikutip dari NY Dailynews, Minggu (17/6/2012).
Di antara para partisipan yang semuanya diambil dari berbagai klinik kesuburan di Inggris, 40 persen memiliki kualitas sperma yang buruk. Saat dibandingkan, tidak banyak perbedaan pada kebiasaan mengonsumsi alkohol namun para partisipan yang spermanya jelek cenderung lebih sering memakai celana dalam yang ketat daripada celana bokser.
Celana dalam yang terlalu ketata memang diketahui bisa membuat fungsi organ reproduksi para lelaki mengalami gangguan. Selain karena bisa meningkatkan temperatur organ vital, bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatannya dinilai turut mengurangi kualitas sperma.
Sumber : detik.com