Baik dan Buruknya "Terjebak" di Zona Nyaman - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

Baik dan Buruknya "Terjebak" di Zona Nyaman

Banyak orang kehilangan kepercayaan diri untuk mencoba tantangan baru. Mereka umumnya tak memiliki nyali menghadapi kegagalan. Mereka takut mengalami kondisi lebih buruk. Mereka terbuai di dalam zona nyaman atau comfort zone.



Psikolog Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, MHPEd mengatakan bahwa mereka yang masih berusia produktif hendaknya menghindari zona tersebut. Tanpa keberanian menghadapi tantangan, mereka tak akan memiliki kesempatan berkembang dan maju.


Kepercayaan diri dan keberanian menghadapi tantangan adalah kunci keberhasilan hidup. "Harus berani mencoba hal baru. Keluar dari comfort zone," kata Rosdiana, dalam media workshop bersama Rexona.


Kepercayaan diri menghadapi tantangan bukan lantas tanpa perhitungan. Yang penting merasa nyaman menjadi diri sendiri. Mencoba sesuatu yang masih dalam batas kemampuan. Semua hal positif ini tentu mudah mengantarkan seseorang menggapai prestasi.


"Perempuan harus percaya diri untuk berhasil dalam hidup. Lari dari tantangan, mengisolasi diri dari perubahan, dan selalu diam dalam zona nyaman merupakan dampak dari kurangnya rasa percaya diri," ujar Rosdiana.


Rosdiana memaparkan hasil sebuah riset bahwa usia produktif merupakan masa yang tepat untuk berbuat positif. "Usia produktif adalah masanya kita menggerakkan diri untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita dan orang lain," ujarnya.


Berdiam diri di zona nyaman hanya akan mengatarkan diri pada kondisi stagnan. Bukan tidak mungkin menghantarkan rasa penyesalan di masa tua.


"Selagi masih di usia produktif, ada baiknya kita melakukan perubahan, daripada harus menyesal saat tua," ujarnya. "Bukannya menjadi seseorang yang bijaksana bisa membagi pengalaman hidup dengan anak cucu, tapi malah desperate."


Sumber : viva.co.id