Harga Pertamax Naik, Konsumsi Premium Melonjak - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

Harga Pertamax Naik, Konsumsi Premium Melonjak




Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Ibrahim Hasyim, mengatakan kenaikan harga Pertamax bakal memicu masyarakat beralih ke bahan bakar minyak bersubsidi, Premium. "Dengan harga tinggi, pasti ada migrasi ke Premium," kata dia, Senin 2 April 2012 kemarin.



Per 1 April, Pertamina menaikkan harga jual bahan bakar nonsubsidi jenis Pertamax dan Pertamax Plus masing-masing menjadi Rp 10.200 dan Rp 10.300 per liter. Harga ini jauh di atas harga jual bahan bakar bersubsidi jenis Premium, yang Rp 4.500 per liter.
Dia mengatakan konsumsi Pertamax pada tahun lalu mencapai 1 juta kiloliter. Namun, jika harga Pertamax terus naik, ada kemungkinan konsumsi bahan bakar nonsubsidi akan terus menurun.


Berbeda halnya dengan Premium. Pada awal tahun ini saja pemakaiannya terus meningkat. Setidaknya ada kenaikan 3 persen untuk konsumsi Premium setiap bulan. "Saya tidak tahu pertumbuhannya karena memang meningkat pemakaiannya atau karena isu naik harga BBM subsidi kemarin. Jadi membuat banyak orang yang menimbun Premium," ujarnya.


Selama Maret, kata dia, konsumsi BBM bersubsidi mencapai 26 persen dari alokasi APBN Perubahan 2012 atau 3,7 juta kiloliter. Angka ini terdiri atas Premium 2,37 juta kiloliter, minyak tanah 104 ribu kiloliter, dan solar 1,3 juta kiloliter. "Praktis, semua jenis mengalami kenaikan dibanding bulan Januari dan Februari."


Dia memprediksi, jika disparitas masih lebar, konsumsi BBM bersubsidi akan melampaui kuota. "Bisa mencapai hingga 47 juta kiloliter." BPH Migas berjanji akan meningkatkan pengawasan lebih ketat mulai saat ini. Namun Ibrahim pesimistis dapat menjaga kuota 40 juta kiloliter yang ditetapkan pada tahun ini.


Juru bicara PT Pertamina (Persero), Mochamad Harun, juga menyampaikan hal yang sama. Dia memperkirakan kuota volume BBM bersubsidi tahun ini bakal melonjak, menyusul kenaikan harga bahan bakar nonsubsidi. "Disparitas harga akan mendorong konsumen menggunakan Premium," ujarnya.


Sumber: yahoo.com