DEMO BBM: Mengaku Dibayar Rp50.000, Tukang Becak Demo Prokenaikan BBM - IniKabarKu.com

Breaking


PERKEMBANGAN VIRUS CORONA

Berita Selengkapnya

Bersama Lawan Covid-19

DEMO BBM: Mengaku Dibayar Rp50.000, Tukang Becak Demo Prokenaikan BBM



Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akhirnya mendapat aksi tandingan.

Di Gedung Sate, puluhan pendemo dari Angkatan Muda Indonesia Bersatu (AMIB), organisasi underbow-nya Partai Demokrat dan warga yang didominasi ibu rumah tangga, pemulung dan tukang becak mengacungkan poster mendukung kenaikan BBM.


Sejumlah poster bertuliskan 'BBM Naik Biasa Saja,BLT  Yes!' atau ‘BLT Alhamdulilah’ dibentangkan para tukang becak. Sejumlah perwakilan tukang becak bahkan didaulat naik ke atas mobil pick up tempat "Setuju BBM naik?" teriak seorang tukang becak. “Setuju,” kata para demonstran.



Para pendemo meminta aksi mereka ditemui anggota DPRD Jabar. Tidak seperti demo penolakan yang harus bersitegang terlebih dahulu jika ingin didatangi anggota dewan, untuk demo kali ini lima anggota dewan dari Fraksi Demokrat naik ke atas panggung orasi, salah satunya Zulkifli Chaniago.


"Di dalam unjuk rasa penolakan, yang ditonjolkan kenaikan harga BBM saja. Tidak disampaikan program BLT, pengurangan BBM bersubsidi, dan agenda konversi BBM ke BBG yang semuanya sebagai program pemerintah untuk selamatkan ekonomi nasional," katanya di atas panggung.


Anggota Fraksi Demokrat lainnya juga menyampaikan dukungan terhadap kenaikan harga BBM. "Hidup SBY, Hidup Rakyat Kecil," teriak Dewi, salah satu anggota Fraksi Demokrat.

Aksi ini tetap saja mengundang kecurigaan para pewarta berita jika demo ini dibayar. Setelah
ditelusuri, ternyata ada salah tukang becak yang mengaku diberi uang Rp50.000 untuk demo setuju kenaikan harga BBM tersebut.


"Kenging [dapat] Rp50.000," kata seorang tukang becak yang ikut demo. Menurut tukang becak ini, dirinya setuju BBM naik karena tidak akan terbebani. “Becak kan tidak memakai BBM,” katanya. Namun ada juga ibu rumah tangga yang membantah demo tersebut dibayar.
"Enggak [dibayar]. Soalnya kalau ga naik sekarang, BBM nantinya pasti naik," kata Tika, ibu rumah tangga.


Asep Tekad, kordinator aksi lapangan membantah jika massa yang datang dibayar. “Tidak ada itu,” katanya.


Sumber: bisnis.com